Posted in Reflection

Sadar Diri Itu Penting

Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.

Seperti kita tahu juga bahwa Ayub memiliki 3 orang sahabat seperti yang dituliskan yaitu Elifas, Bildad dan Zofar.

Ayub 2:11-13

2:11 Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing, yakni: Elifas, orang Teman, dan Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama. Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia.

 
2:12 Ketika mereka memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi. Lalu menangislah mereka dengan suara nyaring. Mereka mengoyak jubahnya, dan menaburkan debu di kepala terhadap langit.


2:13 Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam. Seorangpun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat, bahwa sangat berat penderitaannya.

Kita juga pasti memiliki sahabat bukan? Sejauh yang saya tahu, sahabat itu berbeda dengan teman. Sahabat adalah orang yang cukup dekat dan cukup mengenal kita. Terkadang kita bisa menceritakan berbagai hal bahkan hal yang bersifat pribadi kepada sahabat kita.

Amsal 18 : 24
Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara

Saya melihat karibnya hubungan Ayub dan sahabat – sahabatnya ini. Ayub ditimpa berbagai ujian dalam hidupnya namun dia tetap bersabar. Namun, sudut pandang dari ketiga sahabatnya ini tampak berbeda.

Saya yakin sahabat-sahabat Ayub ini mengenal Ayub cukup baik. Sahabat Ayub sepertinya tidak menguatkan Ayub dalam penderitaan yang dia alami tapi malah terkesan menyalahkan dan menyudutkan Ayub bahkan menghakimi. Padahal seharusnya mereka yang mengenal Ayub dan mengetahui sedikit banyak kesehariannya (*mungkin).

Mari kita lihat percakapan Ayub dengan sahabat-sahabatnya diantaranya ;

Ayub 11 : “Anjuran Zofar supaya Ayub merendahkan diri di hadapan Allah”

Ayub 22 : “Elifas menganjurkan, supaya Ayub bertobat dari pada dosanya yang besar”

Mengapa oh mengapa ? Sahabat – sahabat Ayub menyampaikan hal seperti yang tertulis pada perikop tersebut. Bahkan Elifas mengungkapkan segala apa yang diperbuat Ayub (Ayub 22).

Ada perbedaan sudut pandang Allah dan sudut pandang manusia (sahabat-sahabat Ayub)

Sahabat – sahabat Ayub menganggap bahwa Ayub saleh dimata Tuhan namun masih bersikap angkuh/ sombong. Sahabat Ayub beranggapan bahwa Ayub merasa dirinya tidak pernah salah dan apa yang dia lakukan benar dimata Allah.

Ini berbicara tentang karakter. Karena Allah melihat apa yang tidak dapat dilihat manusia. Sedangkan manusia tetap hanya melihat apa yang di depan mata.

Yang saya dapat saat merenungkan kisah Ayub ini, tampaknya Allah mengijinkan Iblis untuk mencobai Ayub adalah untuk mengubah karakter dari pada Ayub. YA, dia adalah orang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.

Bahkan Allah sendiri mengatakan bagaimana Ayub dalam pandangannya sebanyak 2 kali (CMIIW) ketika Iblis hendak mencobai Ayub.

Ternyata ada maksud baik Allah mengijinkan Iblis untuk mencobai Ayub, yaitu mengubah karakter Ayub yang kurang baik yang bahkan mungkin tidak Ayub sadari, namun orang – orang sekitar Ayub (sahabat- sahabat nya) melihat dan menyadari hal itu.

Karakter apa yang dimiliki oleh Ayub yang tidak ia sadari padahal bisa dikatakan Tuhan memuji sifat baik Ayub dan memberkati dia ?

1. Kesombongan
2. Keras kepala
3. Merasa diri sudah melakukan hal yang benar

Saat ketiga sahabatnya menyampaikan pendapat mereka, Ayub selalu memberi jawab dan menyanggahnya.

Ini juga yang saya alami dan saya merasa diingatkan dan ditegur oleh kisah Ayub ini. Kesombongan itu banyak bentuknya dan sulit dideteksi. Saya orangnya ga pede an nih, minderan, banyak ga mau kalau misal harus melakukan sesuatu, kaya udah lah orang lain aja, gua mah belom bisa yang lain aja dulu. Ada yang lebih di atas saya. Ternyata Tuhan ingetin ga boleh gitu, itu tuh bentuk (kesombongan) juga.

Dalam hati saya merasa itu tuh kan saya ga mau sombong jadi biar orang lain aja dulu (merasa udah melakukan hal yang benar). Padahal saya takut dikritik, diomongin, ngerasa ga pantes, ada rasa takut dan khawatir. Kan kata Tuhan “Jangan Takut”, “Jangan Khawatir”. Menandakan saya kurang percaya sama Tuhan. Banyak penolakan kasih alesan ini itu, menyanggah (keras kepala nih). Bahkan ada yang nyemangatin tetep aja ngeyel. Padahal sangat mungkin Tuhan pakai orang – orang disekitar kita untuk ngingetin kita.

Di kisah Ayub ada sahabatnya yang ke empat yang paling muda yaitu Elihu. (Ayub 32 -37)

Ayub 32:9 Bukan orang yang lanjut umurnya yang mempunyai hikmat, bukan orang yang sudah tua yang mengerti keadilan.

Berkali- kali Ayub membela diri dan mengaku tidak bersalah, keras kepala meskipun ketiga sahabatnya sudah mengingatkan hingga sahabatnya yang paling muda ini angkat bicara.

Ayub 32:2-5

32:2 Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,

32:3 dan ia juga marah terhadap ketiga orang sahabat itu, karena mereka mempersalahkan Ayub, meskipun tidak dapat memberikan sanggahan.
 
32:4 Elihu menangguhkan bicaranya dengan Ayub, karena mereka lebih tua dari pada dia.

32:5 Tetapi setelah dilihatnya, bahwa mulut ketiga orang itu tidak lagi memberi sanggahan, maka marahlah ia.

Tuhan bisa memakai berbagai cara untuk menjadikan kita seperti maunya Tuhan. Bukankah kita sering berdoa jadikan kami serupa seperti Kristus? Ayub Tuhan ingatkan lewat sahabatnya paling muda, bahkan lebih muda dari Ayub. Kita alangkah lebih baik memiliki keterbukaan dan kesadaran diri ketika diingatkan oleh siapa pun, meskipun mungkin dia jauh lebih muda dalam usia, pengalaman dll.

Dari sinilah Ayub mulai merendahkan diri, mencabut perkataannya dan menyesal.

Ayub baru menyadari semua penderitaan nya, menyadari kesalahannya setelah Elihu berbicara padahal Elihu adalah sahabatnya yang paling muda.

Ayub 33:14-19

33:14 Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya.

33:15 Dalam mimpi, dalam penglihatan waktu malam, bila orang nyenyak tidur, bila berbaring di atas tempat tidur,

33:16 maka Ia membuka telinga manusia dan mengejutkan mereka dengan teguran-teguran

33:17 untuk menghalangi manusia dari pada perbuatannya, dan melenyapkan kesombongan orang,

33:18 untuk menahan nyawanya dari pada liang kubur, dan hidupnya dari pada maut oleh lembing.

33:19 Dengan penderitaan ia ditegur di tempat tidurnya, dan berkobar terus-menerus bentrokan dalam tulang-tulangnya;


Mari kita sama – sama belajar untuk lebih sadar diri dari sudut pandang yang lain mengenai kisah Ayub ini. YA, kehidupan rohani kita penting, tetapi Tuhan juga mau kita memiliki karakter seperti emas. Karakter dan pemikiran Kristus.

Yuk, Sadar diri yuk… dan juga jangan lah kita cepat menghakimi ketika kita menjumpai orang dengan karakter yang masih dalam proses Tuhan. Tetapi mari kita doakan dan lebih mengasihi orang tersebut. Biar kita diubahkan lebih dulu oleh Tuhan supaya memberi dampak bagi orang lain.

Author:

Puzzle

Leave a comment